fbpx

Belakangan Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah investasi finansial. Merujuk pada pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK), investasi diartikan sebagai penanaman modal biasanya dalam jangka pender atau panjang untuk memperoleh keuntungan.

Perolehan keuntungan inilah yang bakal berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang untuk persiapan menikah, dana pendidikan anak, hingga persiapan masa pensiun.

Lalu, apa saja instrumen investasi yang bisa Anda pilih? Untuk lebih jelasnya, simak informasi di bawah ini!

Jenis-Jenis Instrumen Investasi

Perlu dipahami bahwa setiap jenis instrumen investasi punya keunggulan dan kelebihannya masing-masing, tergantung pada tujuan investasi. Berikut ini beberapa pilihan instrumen investasi yang populer digunakan:

  1. Deposito

Investasi deposito merupakan salah satu jenis instrumen investasi yang paling banyak dimanfaatkan oleh orang. Hal ini disebabkan oleh kemudahan yang ditawarkan karena pada prinsipnya, deposito hampir mirip dengan menabung. Hanya saja, keuntungan yang ditawarkan oleh deposito lebih besar.

Saat memilih deposito, Anda harus menyimpan sejumlah uang untuk batas waktu tertentu sesuai kesepakatan dengan pihak bank. Biasanya, selama 3, 6, 12 bulan, atau beberapa tahun.

  1. Emas

Intrumen investasi kedua yang palng banyak dipilih adalah emas. Intstrumen ini dipilh karena emas dianggap lebih aman dan cenderung mengalami peningkatan nilai yang lebih baik dibandingkan deposito.

Tidak hanya punya nilai yang terus bertambah, instrumen emas juga menawarkan kemudahan saat pencairan. Makin ke sini, masyarakat juga semakin mudah membeli emas karena sudah tersedia emas dalam bentuk digital dengan harga yang menyesuaikan anggaran.

  1. Properti

Berbeda dengan instrumen investasi lainnya, properti punya nilai yang peningkatannya bisa terbilang cukup pesat seiring waktu. Beberapa orang bahkan memang menggabungkan properti dengan instrumen investasi lainnya, seperti emas. Hanya saja. untuk mulai berinvestasi properti, Anda butuh dana yang besar untuk membeli sebuah properti, baik itu rumah maupun tanah.

  1. Reksadana dan Saham

Berikutnya ada reksadana dan saham yang trennya makin hari makin punya banyak peminat. Berbeda dengan sistem instrumen investasi lainnya, baik reksadana maupun saham dikelola oleh manajer investasi berpengalaman, sehingga Anda tidak perlu repot mengurusinya. Cukup setorkan dana yang dipunya dan biarkan manajer investasi membantu Anda.

  1. Peer-to-Peer Lending

Menurut Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016, Peer-to-Peer (P2P) Lending adalah layanan pinjam meminjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara Lender (pemberi pinjaman) dan Borrower (penerima pinjaman) berbasis teknologi informasi.

Dibandingkan dengan instrumen lainnya, P2P Lending biasanya memberikan imbal hasil yang besar jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Selain return yang tinggi, Anda bisa mengakses P2P Lending dengan mudah; salah satunya melalui Restock.id.

Restock.id sendiri merupakan P2P Lending pertama di Indonesia yang menghubungkan Lender dengan Borrower untuk mengembangkan usaha UMKM. Bagi para Lender ada beberapa manfaat yang bakal didapatkan, antara lain:

  • Return margin yang atraktif di mana Anda akan dibantu ke pembiayaan tepat untuk menghasilkan keuntungan berlipat.
  • Dengan sistem penilaian kredit yang unik, Anda bisa memaksimalkan potensi pasar UKM melalui data penjualan dan media sosial.
  • Risiko terukur dengan akses menuju data aset dan inventori usaha secara realtime.

Cara Mengatur Rasio Anggaran untuk Investasi

Pertanyannya, bagaimana cara mengatur rasio anggaran bulanan untuk investasi pribadi? Sementara ada berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi setiap bulannya. Untuk memahami hal ini, berikut penjelasannya!

Prinsip 10-20-30-40

Salah satu cara mengatur rasio anggaran bulanan untuk investasi adalah dengan menerapkan prinsip 10-20-30-40.

  • 10% untuk kebaikan, bisa berupa donasi atau sedekah kepada orang yang membutuhkan.
  • 20% untuk investasi, asuransi, dan dana darurat. Sebab selain berinvestasi, Anda juga perlu menyiapkan asuransi dan dana darurat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di masa mendatang.
  • 30% untuk membayar cicilan produktif, misalnya rumah, kendaraan, atau peralatan yang menjadi kebutuhan wajib Anda.
  • 40% dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari; mulai dari pembayaran tagihan listrik, air, telepon, pulsa telepon, paket internet, biaya makan dan minum, hingga hiburan dan rekreasi.

Prinsip 70-10-10-10

Berikutnya ada prinsip 70-10-10-10 yang bisa Anda coba di mana angka tersebut menunjukkan presentase:

  • 70% untuk memenuhi biaya hidup dan gaya hidup seperti yang dijelaskan sebelumnya. Terkait biaya makan dan minum serta pembayaran tagihan.
  • 10% untuk investasi ke dalam instrumen investasi pilihan Anda.
  • 10% untuk asuransi dan dana darurat.
  • 10% untuk kebaikan atau dibagikan ke orang lain yang kurang mampu.

Prinsip 50-30-20

Terakhir, tidak ada salahnya mengatur rasio anggaran untuk investasi dengan prinsip 50-30-20 di mana angka ini dibagi ke dalam:

  • 50% untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tagihan wajib.
  • 30% untuk memenuhi hiburan dan berbagai keinginan lainnya.
  • 20% untuk berinvestasi, membayar asuransi, dan serta memenuhi tabungan dana darurat.

Demikianla informasi seputar jenis-jenis instrumen investasi yang Anda pilih dan bagaimana cara mengatur keuangan agar bisa berinvestasi. Semoga informasi ini bermanfaat! Ingin mengajukan diri sebagai Pemberi Pembiayaan di sini atau kontak Customer Support Restock.id di (021) 5029 5555 atau email admin@restock.id dan temukan peluang bertumbuh dengan pemberian pembiayaan kepada UMKM secara mudah dan efisien bersama Restock.id.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *