fbpx

Ibarat kebutuhan dasar lainnya seperti sandang, pangan, dan papan; bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu kebutuhan penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. 

PT Pertamina (Persero) yang lebih lazim disebut Pertamina per tanggal 1 April 2022 resmi menaikkan harga Pertamax. Harga BBM dengan kandungan Research Octane Number (RON) 92 ini naik menjadi Rp12.500 per liter.

Sebelumnya, harga Pertamax yang dijual oleh Pertamina berada di kisaran Rp9.000 hingga Rp9.400 per liter. Jadi, boleh dibilang kenaikan harga ini cukup signifikan, yaitu hampir dua kali lipat.

Dasar Kenaikan Harga Pertamax

Kenaikan harga Pertamax ini didasari oleh Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No.62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang disalurkan melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Adapun kebijakan lainnya, yaitu menetapkan BBM RON 90 atau Pertalite sebagai jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). Dengan demikian, BBM Pertalite dipastikan menjadi jenis bahan bakar yang mendapatkan subsidi dari pemerintah.

Namun, perlu dipahami bahwa kenaikan harga Pertamax ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, harga minyak mentah dunia telah menembus 119 dolar AS per barel. Sementara dalam asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022, harga minyak dunia ditetapkan hanya sebesar 65 dolar AS per barel.

Hanya saja, kenaikan harga Pertamax ini berdampak pada perekonomian Indonesia. Ditambah lagi dengan inflasi yang cukup besar, sehingga membuat panik masyarakat. Pertanyaannya, sektor bisnis apa saja yang terdampak dan mempengaruhi kondisi keuangan masyarakat secara keseluruhan?

Simak informasinya lebih lanjut berikut ini!

Sektor Bisnis yang Terdampak Kenaikan Pertamax

Secara umum, naiknya Pertamax akan membuat banyak orang, termasuk pelaku bisnis bakal migrasi ke Pertalite yang harganya lebih terjangkau.

Jika sudah begini, maka bukan tidak mungkin kelangkaan Pertalite akan terjadi. Kondisi ini patut diperhitungkan apalagi mengingat fakta di lapangan bahwa jumlah pengguna Pertalite mencapai 73 persen.

Efek dominonya, sektor bisnis yang terdampak bisa jadi:

  1. Sektor transportasi, khusus kendaraan angkutan umum dan ojek online yang menggunakan Pertalite.
  2. Sektor jasa, sebagai akibat dari naiknya biaya di sektor transportasi
  3. Sektor rumah tangga yang memanfaatkan BBM jenis ini untuk beroperasi

Jika dilihat dari segi bisnis; sisi produsen, distributor, agen, dan  pengecer akan merasakan dampak kenaikan Pertamax. Maka bukan tidak akan memicu terjadinya inflasi atau naiknya harga dari barang-barang yang ada. Bila terjadi inflasi, sementara pendapatan masyarakat tetap apalagi menurun, maka akan membuat  daya beli masyarakat semakin menurun.

Itulah informasi seputar kenaikan harga Pertamax. Beberapa bisnis mungkin saja terdampak, tapi selalu ada jalan untuk membuat bisnis tetap dan terus bertumbuh. Salah satu di antaranya dengan mengajukan pembiayaan di Restock.id.

Restock.id percaya bahwa siklus arus kas tidak akan menghalangi Anda untuk mencapai potensi usaha. Hadirnya platform Peer-to-Peer (P2P) Lending di Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini membuat Anda terhubung nyaman dengan Calon Pemberi Pembiayaan yang bersedia menginvestasikan dananya untuk membuat perubahan nyata bagi bisnis Anda.

Bagi Anda yang tertarik untuk memberikan pembiayaan atau menerima pembiayaan, kunjungi laman Simulasi Pemberi Pembiayaan atau Simulasi Penerima Pembiayaan terlebih dahulu di Restock.id.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *