fbpx

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Melansir laman resmi OJK, menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 99 persen bentuk usaha di Indonesia adalah UMKM. Meski perannya begitu penting bagi perekonomian Indonesia, namun pengelolaan bisnis UMKM tidak mudah, bahkan kerap mengalami masalah yang dapat menghambat usaha, termasuk masalah keuangan.

Berikut ini adalah sejumlah masalah keuangan UMKM yang lazim ditemui, yang bisa menghambat pertumbuhan usaha.

Tidak Memiliki Rencana Anggaran

Hal yang lazim menjadi masalah bagi UMKM adalah tidak adanya rencana anggaran. Padahal, rencana anggaran adalah hal yang amat penting bagi bisnis, baik itu bisnis skala kecil, menengah maupun besar.

Tidak adanya rencana anggaran dapat membuat pelaku bisnis mengalami kesulitan dalam mengatur arus kas. Sejumlah poin yang harus ada di rencana anggaran misalnya modal usaha, biaya operasional, biaya promosi dan biaya-biaya lainnya sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Usahakan untuk membuat rencana anggaran rutin, bisa setiap bulan, setiap semester atau setiap tahun, menyesuaikan dengan jenis usaha Anda.

Tidak Memisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis

Pelaku UMKM kerap kali tidak memisahkan antara keuangan pribadi dan usaha. Padahal, itu adalah hal yang salah. Dengan memisahkan pencatatan antara keuangan pribadi dan usaha, pelaku UMKM bisa lebih mudah dalam mengelola usahanya.

Arus kas yang tercampur antara keuangan pribadi dan usaha bisa menyulitkan pelaku UMKM dalam menentukan operasional perusahaan. Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah, pemilik usaha dapat ‘menggaji’ dirinya sendiri, supaya kebutuhan pribadi dicatat dari pos gaji tersebut.

Strategi Pemasaran Kurang Optimal

Strategi pemasaran memang menjadi satu hal penting lainnya dalam menjalankan usaha. Namun, tak jarang para pelaku usaha melakukan pemasaran dengan tidak optimal, yang membuat anggaran pemasaran jadi terbuang sia-sia.

Susunlah rencana pemasaran yang baik, supaya menjangkau pelanggan dengan tepat sasaran. Perencanaan pemasaran sangat penting karena akan memberikan gambaran yang jelas soal siapa target pasar yang Anda tuju dan bagaimana cara penjualannya nanti.

Masalah Pembukuan

Masalah berikutnya yang juga kerap ditemui dalam menjalankan UMKM adalah pembukuan. Pembukuan yang berantakan dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan, karena bisa membuat Anda tidak mengetahui jumlah omzet dan keuntungan bersih yang didapat setiap bulannya, serta hal lainnya yang menyangkut dengan keuangan.

Pembukuan yang baik dan tersusun rapi bisa memberikan gambaran yang valid soal aktivitas bisnis Anda yang berkaitan dengan keuangan. Jika pembukuan rapi, maka Anda bisa mengetahui apa langkah selanjutnya yang dapat diambil untuk menentukan arah bisnis. Hal ini karena pembukuan dapat mempengaruhi pengambilan dan mengevaluasi kinerja usaha.

Kurang Modal

Permodalan merupakan masalah yang klasik dan fundamental dalam menjalankan sebuah usaha. Banyak orang yang mencoba membuka usaha namun tidak berjalan mulus karena terbentur masalah modal.

Kurangnya informasi terhadap akses permodalan kerap menjadi alasan mengapa pelaku bisnis kesulitan mendapatkan modal usaha. Selain itu, persyaratan yang sulit juga jadi faktor tersendiri yang menghambat pelaku usaha mendapatkan modal.

Namun demikian, para pelaku UMKM kini tidak perlu khawatir jika dalam menjalankan usahanya memiliki sejumlah masalah keuangan seperti yang disebutkan di atas, termasuk akses ke permodalan. Pelaku UMKM dapat menjadikan Restock.id sebagai solusi tepat saat ingin membutuhkan pembiayaan untuk mengembangkan usaha ke level selanjutnya.

Restock.id merupakan P2P lending pertama yang memudahkan pembiayaan UMKM dengan menggunakan aset dan inventori usaha sebagai jaminan, atau dikenal juga dengan sistem Inventory Financing. 

Para pelaku UMKM yang membutuhkan pembiayaan bisa mendapatkannya dalam waktu singkat, yaitu 5 hari kerja, setelah melalui seleksi ketat dari tim profesional Restock.id. Tarif pembiayaan di Restock.id juga rendah, biaya provisi mulai 2% – 3%, dan biaya margin mulai dari 1,25% – 2,5% perbulan* (*berdasarkan hasil analisa kredit internal Restock.id), tanpa biaya tersembunyi.

Lebih lanjut, hubungan antara pemberi pembiayaan, penerima pembiayaan serta mitra gudang saling bersinergi, untuk bisa membuat perubahan nyata bagi bisnis Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *